Full Width CSS

Label Icons CSS

MAKALAH FILSAFAT UMUM "FILSAFAT ABAD MODERN"

MAKALAH FILSAFAT UMUM "FILSAFAT ABAD MODERN"

MAKALAH
FILSAFAT ABAD MODERN
FILSAFAT UMUM
Dosen Pengampu: Dr. Mat Jalil, M.Hum


Disusun Oleh
Kelas B
Nama
NPM
ADI PRAYITNO
1502040220

FAKULTASEKONOMI ISLAM
INSTITUT  AGAMA ISLAM NEGERI METRO
2017

KATA PENGANTAR

   Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan kekuatan, kesempatan, dan kasih sayang yang di curahkan sehingga penulis dapat menyelesaikan tugas kelompok yang berupa makalah. Yang mana diharapkan dapat memberikan manfaat dan dapat mendukung perkembangan pembelajarn mengenai “Filsafat Abad Modern” yaitu pada mata kuliah Sejarah Peradaban Islam yang di ampu oleh Bapak Dr. Mat Jalil, M.Hum yang mana telah diselesaikan tepat pada waktunya.
            Harapan penulis, semoga makalah ini memberikan manfaat yang berarti bagi pembaca pada umumnya dan bagi penyusun pada khususnya. Tiada gading yang tak retak, kritik yang membangun sangat penulis harapkan untuk kebaikan di kemudian hari.


Metro, 21 September 2017

Penulis





DAFTAR ISI

Halaman
COVER................................................................................................................. i
KATA PENGANTAR.......................................................................................... ii
DAFTAR ISI........................................................................................................ iii

BAB I PENDAHULUAN
A.       Latar Belakang................................................................................... 1
B.       Rumusan Masalah.............................................................................. 2
C.       Tujuan................................................................................................. 2

BAB II PEMBAHASAN
A.       Pengertian Filsafat Modern................................................................ 3
B.       Sejarah Filsafat Modern..................................................................... 3
C.       Perkembangan Filsafat Modern......................................................... 4
D.       Aliran-aliran Filsafat Modern............................................................. 5

BAB III PENUTUP
A.       KESIMPULAN................................................................................. 12
B.       SARAN.............................................................................................. 12

DAFTAR PUSTAKA


BAB I
PNDAHULUAN

A.       LATAR BELAKANG
Tidak dapat dipungkiri, zaman filsafat modern telah dimulai. Secara historis, zaman modern sejak adanya krisis zaman pertengahan selama dua abad (abad ke-14 dan ke-15), yang ditandai dengan munculnya gerakan Renaissance. Renaissance berarti kelahiran kembali, yang mengacu kepada gerakan keagamaan dan kemasyarakatan yang bermula di Italia (pertengahan abad ke-14). Tujuan utamanya adalah merealisasikan kesempurnaan pandangan hidup Kristiani dengan mengaitkan filsafat Yunani dengan ajaran agama Kristen. Selain itu, juga dimaksudkan untuk mempersatukan kembali gereja yang terpecah-pecah.
Disamping itu, para humanis bermaksud meningkatkan suatu perkembangan yang harmonis dari keahlian-keahlian dan sifat-sifat alamiah manusia  dengan mengupayakan kepustakaan yang baik dan mengikuti kultur klasik.
Renaissance akan banyak memberikan segala aspek realitas. Perhatian yang sungguh-sungguh atas segala hal yang konkret dalam lingkup alam semesta, manusia, kehidupan masyarakat, dan sejarah. Pada masa itu pula terdapat upaya manusia untuk memberi tempat kepada akal yang mandiri. Akal diberi kepercayaan yang lebih besar karena adanya suatu keyakinan bahwa akal pasti dapat menerangkan segala macam persoalan yang juga diperlukan pemecahannya. Hal ini dibuktikan adanya perang terbuka terhadap kepercayaan yang dogmatis dan terhadap orang-orang yang enggan menggunakan akalnya.
Asumsi yang digunakan, semakin besar kekuasaan akal akan dapat diharapkan lahir “dunia baru” yang penghuninya (manusia-manusianya) dapat merasa puas atas dasar kepemimpinan akal yang sehat.
Akal yang menjadi pendahuluan ajaran filsafat modern ini didasarkan pada suatu kesadaran atas yang individual dan yang konkret.
B.       RUMUSAN MASALAH
Rumusan dalam pembuatan makalah ini, sebagai berikut:
1.      Apa pengertian dari filsafat itu?
2.      Apa pengertian filsafat modern?
3.      Bagaimana perkembangan filsafat modern?
4.        Siapa aja filosof dari era filsafat modern?

C.       TUJUAN
Tujuan dari pembuatan makalah ini, sebagai berikut :
1.    Agar mengetahui arti dari pada filsafat dan filsafat modern
2.    Agar memahami tentang sejarah dan perkembangan filsafat modern
3.    Agar mengetahui ciri-ciri dari filsafat modern
BAB II
PEMBAHASAN

A.    PENGERTIAN FILSAFAT MODERN
Filsafat adalah ilmu pengetahuan yang menyelidiki segala sesuatu secara mendalam sampai ke akar-akarnya dalam mencari hakikat dari suatu fenomena untuk memperoleh kebenaran yang sesungguhnya.
Filsafat zaman modern adalah pengetahuan tidak berasal dari kitab suci atau ajaran agama, tidak juga dari penguasa melainkan dari diri manusia itu sendiri.
Aliran rasionalisme beranggapan bahwa sumber penegetahuan adalah rasio. Aliran emperisme, sebaliknya meyakini pengalaman sumber pengetahuan itu, baik yang batim maupun inderawi. Lalu muncul aliran kritisisme, yang mencoba memadukan kedua pendapat berbeda.

B.    SEJARAH FILSAFAT MODERN
Sejarah filsafat terdiri dari tiga periode. Periode pertama, adalah periode klasik, sebagai kelanjutan era kuno yang dimulai dari Athena, Alexsandria, dan pusat-pusat pemikiran Helenistik dan Roma. Periode kedua, adalah periode pertengahan dan periode ketiga, adalah periode modern yang kemudian dilanjutkan dengan post-modernisme. Socrates masuk pada era kalsik bersama para filosof lainnya, semisal Plato yang menjadi muridnya kemudia Aristoteles sebagai murid dari Plato menjadi puncak keemasan era filsafat klasik.
Setelah masa Aristoteles, wacana kefilsafatan menjadi redup. Karakteistik filsafat Barat abad pertengahan adalah pembenaran terhadap otoritas Kitab. Salah seorang yang terkenal pada masa itu adalah Thoms Aquinas (1225-1274 M), K. St. Bona Venture (1221-1257 M). Pemikiran mereka berusaha untuk merrekonsiliasi antara akal dan wahyu.
Akal pada waktu itu bagaikan hamba perempuan untuk memuaskan nafsu “kelaki-lakian” teologi keristen. Seorang tokoh lain yang muncul pada waktu itu adalah St. Agustinus (1354-1430 M) bahkan tidak percaya dengan kekuatan akal dalam mancari kebenaran apapun. Singkatnya pada masa itu, persoalan epistemology mengalami kepiluan dan penderitaan di bawah tafsir tunggal para agamawan yang sekaligus menjadi penguasa palitik pada zaman tersebut.

C.    PERKEMBANGAN FILSAFAT MODERN
Masa modern jadi identitas di dalam Filsafat Modern. Pada masa ini rasionalisme semakin dipikirkan. Tidak gampang untuk menentukan mulai dari kapan abad pertengahan berhenti. Namun, dapat dikatakan bahwa abad pertengahan itu berakhir pada abad 15 dan 16 atau pada akhir masa renaissance. Masa setelah abad pertengahan adalah masa modern. Sekalipun, tidak jelas kapan berakhirnya abad pertengahan itu. Akan tetapi ada hala yang jelas menandakan masa modern ini, yaitu berkembang pesat berbagai kehidupan manusia Barat. Khususnya dalam bidang kebudayaa, ilmu pengetahuan, dan ekonomi.
Satu hal yang menjadi perhatian pada masa renaissance ini adalah ketika kita melihat perkembangan pemikirannya. Perkembangan masa ini menimbulkan sebuah masa yang amat berperan di dalam dunia filsafat. Ini yang menjadi awal dari masa modern. Timbulnya ilmu oengetahuan yang modern, berdasarkan metode eksperimental dan matematis. Segala sesuatunya, khususnya di dalam bidang ilmu pengetahuan mengutamakan logika dan empirisme.
Pada masa modern terjadi perkembangan yang sangat pesat  pada bidang ekonomi. Hal ini terlihat dari kota-kota yang berkembang menjadi pusat perdagangan pertukaran barang,kegiatan ekonomi moneter, dan perbankkan.
Dari sudut pandang sejarah filsafat Barat melihat bahwa masa modern merupakan periode dimana mulai bermunculan dan beradu dalan kencah pemikiran filosofis barat.


D.       ALIRAN-ALIRAN FILSAFAT MODERN
Dalam era filsafat modern, yang kemudian dilanjutkan dengan era filsafat abad ke-20, muncullah berbagai aliran pikiran Rasionalisme, Empirisme, Kristisisme, Idealisme, Positivisme, Evolusionisme, Materialisme, Neo-Kantianisme, Pragmatisme, Filsafat Hidup, Fenomenologi, Eksistensialisme,dan Neo-Thomisme.
1.    Rasionalisme
Setelah pemikiran Renaissance sampai pada penyempurnaannya, yaitu  telah tercapainya kedewasaan pemikiran, maka terdapat keseragaman mengenai sumber pengetahuan yang secara alamiah dapat dipakai manusia yaitu akal (resio) dan pengalaman (empiri). Karena orang mempunyai kecenderungan untuk membentuk aliran berdasarkan salah satu diantara keduanya, maka kedua-duanya sama-sama membentuk aliran tersendiri yang saling bertentangan.
Rasionalisme dipelopori oleh Rene Dascartes (1596-1650) yang disebut sebagai bapak filsafat modern. Ia ahli dalam ilmu alam,ilmu hukum , dan ilmu kedokteran. Ia menyatakan, bahwa ilmu pengetahuan harus satu, tanpa bandingannya, harus disusun oleh satu orang, sebagai bangunan yang berdiri sendiri menurut satu metode yang umum. Yang harus dipandang sebagai hal yang benar adalah apa yang jelas dan terpilah-pilah (clear and distinctively) ilmu pengetahuan harus mengikuti langkah ilmu pasti karena ilmu pastidapat dijadikan model cara mengenal secara dinamis.
Rene Descartes yang mendirikan aliran rasionalisme berpendapat bahwa sumber pengetahuan yang dapat dipercaya adalah akal. Hanya pengetahuan yang diperoleh lewat akallah yang memenuhi syarat yang dituntut oleh semua ilmu pengetahuan ilmiah. Dengan akal dapat diperoleh kebenaran dengan metode deduktif, seperti yang dicontohkan dalam ilmu pasti.
Latar belakang munculnya rasionalisme adalah keinginan untuk membebaskan diri dari segala pemikiran tradisional (skolastik), yang pernah diterima, tetapi ternyata tidak mampu menangani hasil-hasil ilmu pengetahuan yang dihadapi. Apa yang ditanam Aristoteles pada pemikiran saat itu juga masih dipengaruhi oleh khayalan-khayalan.
Descartes menginginkan cara yang baru dalam berpikir, maka diperlukan titik tolak pemikiran pasti yang dapat ditemukan dalam keragu-raguan, cargito ergo sum (saya berpikir maka saya ada). Jelasnya bertolak dari keraguan untuk mendapatkan kepastian.
2.    Empirisme
Sebagai tokoh adalah Thomas Hobbes, Jhon Locke, dan David Hume. Karena adanya kemajuan ilmu pengetahuan dapat dirasakan manfaatnya, pandangan orang terhadap filsafat dianggap tidak berguna lagi bagi kehidupan. Pada sisi lain, ilmu pengetahuan besar sekali manfaatnya bagi kehidupan. Kemudian beranggapan bahwa yang bermanfaaat, pasti, dan benar hanya diperoleh lewat indra (empiri), dan empirilah satu-satunya sumber pengetahuan. Pemikiran tersebut lahir dengan nama empirisme.
Tomas Hobbes (1588-1679)
                 Ia seorang ahli pikir inggris lahir di Malmesbury. Pada usia 15 tahun ia pergi ke oxford untuk belajar logika skolastik dan fisika, yang ternyata gaga, karena ia tidak berminat sebab gurunya beraliran Aristotelian. Sambungan yang besar sebagai ahli pikir adalah suatu sistem materialistis yang besar, termasuk juga perikehidupan organis dan rohaniah. Dalam bidang kenegaraan mengemukakan teori Kontrak Sosial. Dalam tulisannya, ia menyusun suatu sistem pemikiran yang berpangkal pada dasar-dasar empiris, disamping juga menerima metode dalam ilmu alam yang matematis.
Pendapatnya adalah bahwa ilmu fislafat adalah suatu ilmu pengetahuan yang sifatnya umum. Menurutnya filsafat adalah suatu ilmu pengetahuan tentang akibat-akibat atau tentang gejala-gejala yang diperoleh dari sebabnya. Sasaran filsafat adalah fakta, yaitu untuk mencari sebab-sebabnya.segala yang ada ditentukan oleh sebab,sedangkan prosesnya sesuai dengan hukum ilmu pasti/ilmu alam.
Namanya sangat terkenal karena ilmunya tentang Kontrak Sosial, yaitu manusia mempunyai kecenderungan untuk mempertahankan diri. Apabila setiap orang memiliki kecenderungan demikian, maka pertentangan, pertengkaran atau perang total tidak dapat dihindari. Perang akan akan membuat kehidupan menjadi sengsara dan buruk. Bagaimana manusia dapat menghindarinya. Maka diperlukan akal sehat, agar setiap orang mau melepaskan haknya untuk berbuat sekehendaknya sendiri. Untuk itu, mereka perlu bersatu untuk membuat perjanjian untuk menaati/tunduk terhadap penguasa. Orang-orang yang dipersatukan disebut Commonwealth.
Jhon Locke (1932-1704)
Ia dilahirkan di Wrington, dekat Bristol, Inggris. Di samping sebagai seorang ahli hukum , ia juga menyukai filsafat dan teologi, mendalami ilmu kedokteran dan penelitian kimia. Dalam mencapai kebenaran, sampai seberapa jauh (Bagaimana) manusia memakai kemampuannya.
Dalam penelitiannya ia memakai istilah  sensation dan reflection. Sensation adalah suatu yang dapat berhubungan dengan dunia luar, tetapi manusia tidak dapat mengerti dan meraihnya. Sementara itu, reflection adalah pengenalan intuitif yang memberikan pengetahuan kepada manusia, yang sifatnya lebih baik daripada sensation. Tiap-tiap pengetahuan yang diperoleh manusia terdiri dari sensation dan  reflection. Walaupun demikian, manusia harus mendahulukan  sensation. Mengapa demikian? Karena jiwa manusia saat dilahirkan putih bersih (tabula rasa) yaitu jiwa itu kosong bagaikan kertas putih yang belum tertulis. Tidak ada sesuatu dalam jiwa yang dibawa sejak lahir,melainkan pengalamanlah yang membentuk jiwa seseorang.
3.      Kritisisme
Aliran ini muncul abad ke-18. Suatu zaman dimana seorang ahli pikir yang cerdas mencoba menyelesaikan pertentangan antara rasionalisme dengan empirisme. Zaman baru ini disebut zaman pencerahan (Aufklarung). Zaman pencerahan ini muncul dimana manusia lahir dalam keadaan belum dewasa (dalam pemikiran filsafatnya). Akan tetapi, setelah Kant mengadakan penyelidikan (kritik) terhadap peran pengetahuan akal. Setelah itu, manusia terasa bebas dari otoritas yang datangnya dari luar manusia, demikian kemajuan/peradaban manusia.
Sebagai latar belakangnya, manusia melihat adanya  kemajuan ilmu pengetahuan (ilmu pasti, biologi, filsafat dan sejarah) telah mencapai kabar yang menggembirakan. Di sisi lain, jalannya filsafat tersendat-sendat. Untuk itu diperlukan upaya agar filsafat berkembang sejajar dengan ilmu pengetahuan alam. Isaac Newton (1642-1727)  memberikan dasar-dasar berpikir dengan induksi, yaitu pemikiran yang bertitik tolak pada gejala-gejala dan mengembalikan kepada dasar-dasar yang sifatnya umum. Untuk itu dibutuhkan analisis.
Gerakan ini dimulai di Inggris, kemudian ke Prancis, dan selanjutnya menyebar keseluruh Eropa, terutama ke Jerman. Di Jerman pertentangan antara rasionalisme dengan empirisme semakin berlanjut. Masing-masing berrebut otonomi. Kemudian timbul masalah,siapa sebenarnya yang dikatakan sebagai suber pengetahuan? Apakah pengetahuan yang benar itu lewat rasio atau empiri?
Seorang ahli pikir Jerman Immanuel Kant (1724-1804) mencoba menyelesaikan persoalan di atas. Pada awalnya, Kant mengikuti rasionalisme, tetapi kemudian terpengaruh oleh empirisme (Hume). Walaupun demikian, Kant tidak mudah menerimanya karena ia mengetahui bahwa empirisme terkandung skep-tisisme. Untuk itu, ia tetap mengakui kebenaran ilmu, dan dengan akal manusia akan dapat mencapai kebenarannya.
Akhirnya, Kant mengakui peranan akan dan keharusan empiri,kemudian dicobanya mengadakan sintesis. Walaupun semua pengetahuan bersumber pada akal (rasionalisme), tetapi adanya pengertian timbul dari benda (empirisme). Ibarat burung terbang harus mempunyai sayap (rasio) dan udara (empiri).
Jadi, metode berpikirnya disebut metode kritis. Walaupun ia mendasarkan diri pada nilai yang tinggi dari akal, tetapi ia tidak mengingkari adanya persoalan-persoalan yang melampaui akal. Sehingga akal mengenal batas-batasnya. Karena itu aspek irrasionalitas dari kehidupan dapat diterima kenyataannya.

4.    Idealisme
Setelah Kant mengetengahkan tentang kemampuan akal manusia, maka para murid Kant tidak puas terhadap batas kemampuan akal, alasanya karena akal murni tidak akan dapat mengenal hal yang berada di luar pengalaman. Untuk itu, dicarinya suatu dasar, yaitu suatu sistem metafisika yang ditemukan lewat dasar tindakan: aku sebagai sumber yang sekonkret-konkretnya. Titik tolak tersebut dipakai sebagai dasar untuk membuat suatu kesimpulan tnetang keseluruhan yang ada.
Pelopor Idealisme : J.G Fichte (1762-1814), F.W.J. Scheling (1775-1854), G.W.F. Hegel (1770-1831), Schopenhauer (1788-1860).
Apa yang dirintis oleh Kant mencapai puncak perkembangannya pada Hegel. Hegel lahir di Stuttgart, Jerman. Pengaruhnya besar sampai luar Jerman. Menjadi Profesor ilmu filsafat sampai meninggal. Setelah ia mempelajari pemikiran Kant, ia tidak merasa puas tentang ilmu pengetahuan yang dibatasi secara kritis. Menurut pendapatnya,segala peristiwa di dunia ini hanya dapat dimengerti jika suatu syarat dipenuhi, yaitu jika peristiwa-peristiwa itu sudah secara otomatis mengandung penjelasan-penjelasannya. Ide yang berpikir itu sebenarnya adalah gerak yang menimbulkan gerak lain. Artinya, gerak yang menimbulkan tesis, kemudian menimbulkan anti tesis (gerak yang bertentangan ), kemudian menimbulkan sintesis yang merupakan tesis baru, yang nantinya menimbulkan antitesis dan seterusnya, inilah yang disebut sebagai dialektika. Proses dialektika inilah yang menjelaskan segala peristiwa.

5.    Positivisme
Filsafat positivisme lahir pada abad ka-19. Titik tolak pemikirannya, apa yang telah diketahui adalah yang  faktual dan yang positif, sehingga metafisika ditolaknya. Maksud positif adalah segala gejala dan segala yang tampak seperti apa adanya, sebatas pengalaman-pengalaman objektif. Jadi, setelah fakta diperolehnya, fakta-fakta tersebut kita atur dapat memberikan semacam asumsi (proyeksi) ke masa depan.
Beberapa tokoh: August Comte (1798-1857), Jhon S. Mill (1806-1873). Herbert Spencer (1820-1903).
August Comte (1798-1857)
Ia lahir di Montpellier, Prancis. Sebuah keryanya adalah Cours de philosophia positive (Kursus tentang filsafat positif) dan berjasa dalam mincipta ilmu sosiologi.
Menurutnya pendapatnya, perkembangan pemikiran manusia berlangsung dalam tiga tahap: tahap teologis, tahap metafisis, dan tahap ilmiah/positif.
Pada tahap teologis manusia mengarahkan pandangannyakepada hakikat  yang batiniah (sebab pertama). Di sini manusia percaya kepada kemungkinan adanya sesuatu yang mutlak. Artinya, di balik setiap kejadian tersirat adanya maksud tertentu.
               Pada tahap metafisis manusia hanya sebagai tujuan pergeseran dari tahap teologis. Sifat yang khas adalah kekuatan yang tadinya bersifat adi kodrati, diganti dengan kekuatan-kekuatan yang mempunyai pengertian abstrak, yang diintegrasikan dengan alam.
        Pada tahap ilmiah/positif, manusia telah mulaimengetahui dan sadar bahwa upaya pengenalan teologis dan metafisis tidak ada gunanya. Sekarang manusia berusaha mencari hukum-hukum yang berasal dari fakta-fakta pengamatan dengan memakai akal.
Tahap-tahap tersebut berlaku pada setiap individu (dalam perkembangan rohani) juga di bidang ilmu pengetahuan.
Pada akhir hidupnya, ia berupaya untuk membangun agama baru tanpa teologi atas dasar filsafat positifnya. Agama baru tanpa teologi ini mengagungkan akal dan mendambakan kemanusiaan dengan semboyan “Cinta sebagai prinsip, teratur sebagai basis, kemajuan sebagai tujuan”.
Sebagai istilah ciptaannya yang terkenal altruism yaitu menganggap bahwa soal utama bagi manusia ialah usaha untuk hidup bagi kepentingan orang lain.
6.    Evolusionisme
Aliran ini dipelopori oleh seorang Zoologi yang mempunyai pengaruh sampai saat ini yaitu, Charles Robert Darwin (1809-1882). Ia mendominasi pemikiran filsafat abad ke-19.
Pada tahun 1838 membaca bukunya Malthus An Essy on the Principle of Population. Buku tersebut memberikan inspirasi kepada Darwin untuk membentuk kerangka berpikir dan teorinya. Menurut Malthus, manusia akan cenderung meningkat jumlahnya (deret ukur),di atas bahan-bahan makanan (deret ukur). Dengan demikian, Darwin memberikan kesimpulan bahwa untuk mengatasi hal tersebut manusia harus bekerja sama, harus berjuang diantara sesamanya untuk mempertahankan hidupnya. Karena itu hanya hewan yang  ulet yang mampu untuk menyesuaikan diri dengan iklim sekitarnya.
Dalam pemikirannya, ia menhajukan konsepnya tentang perkembangan tentang segala sesuatu termasuk manusia yang diatur oleh hukum-hukum mekanik, yaitu survival of the fittest dan struggle for life.
Pada hakikatnya antara binatang dan manusia dan benda apa pun tidak ada bedanya. Dimungkinkan terdapat perkembangan manusia pada masa yang akan datang lebih sempurna. Dalam pemikirannya, Darwin tidak melahirkan sistem filsafat, tetapi pada ahli pikir berikutnya ( Herbert Spencer ) berfilsafat berdasarkan pada evolusionisme.
BAB III
PENUTUP

A.       KESIMPULAN
Filsafat zaman modern adalah pengetahuan tidak berasal dari kitab suci atau ajaran agama, tidak juga dari para penguasa tetapi dari diri manusia itu sendiri. Aliran rasionalisme beraanggapan bahwa sumber pengetahuan adaah rasio. Aliran emperisme, sebaliknya meyakini pengalaman sumber pengetahuan itu,baik yang batin maupun inderawi.
Filsafat zaman modern ditandai dengan perubahan dalam bentuk-bentuk kesadaran atau pola-pola berpikir. Sebagai bentuk kesadaran, modernitas dicirikan dengan tiga hal yaitu,Subjektivitas,Kritik dan Kemajuan. Aliran-aliran filsafat modern : Rasionalisme, Empirisme, Kristisme, Idealisme, Positivisme, Evolusionisme, Materialisme, Neo-Kantianisme, Pragmatisme, Filsafat Hidup, Fenomenologi, Eksistensialisme, Neo-Thomisme.
Descartes, Pascel, Kant, Hagel, August Comte dan Jhon Locke adalah beberapa nama dari ahli-ahli yang memelopori dan mendukung teori-teori aliran filsafat modern. Selain nama-nama tersebut, masih banyak ahli yang turut berpartisipasi mendukung teori yang lahir di zaman filsafat modern.
Filsafat yang lahir di zaman sekarang, sebenarnya tidak berbeda jauh dari filsafat zaman modern. Karena pada dasarnya, filsafat yang muncul di masa sekarang merupakan pengembangan dari ajaran filsafat yang telah ada di zaman filsafat modern, dan kini mengalami sintesis yang menjadikan jumlahnya menjadi relative lebih sedikit daripada aliran filsafat zaman modern.

B . SARAN
Kami sebagai penulis makalah ini menyatakan siapapun yang membaca makalah ini dapat memahami pengertian dan memahami model dan konsep filsafat modern. Semoga makalah ini dapat bermanfaat dan menciptakan pemilihan kepemimpinan yang baik, dan semoga makalah ini memberi dorongan semangat, bahkan  pemikiran para pembaca, dengan makalah ini menjadi pedoman kaidah yang baik.  Demikian penjelasan tentang filsafat zaman modern, bila kiranya ada salah dalam penulisan kata-kata kami mohon maaf, semoga makalah ini bermanfaat bagi kita semua.


DAFTAR PUSTAKA

1.      Scruten, Roger. 1986. Sejarah Singkat Filsafat Modern. Terj. Zainal Arifin Tanjung, Jakarta: Panca Simpati.
2.      Pringgodigdo. 1972. (Ed). Ensiklopedi Umum. Yogyakarta: Kanisius.

3.     

 
Soejadi. (Ed). 1982. Beberapa Pemikiran Kefilsafatan. Yogyakarta: Fak. Filsafat UGM.
MAKALAH FILSAFAT UMUM "FILSAFAT ABAD MODERN" MAKALAH FILSAFAT UMUM "FILSAFAT ABAD MODERN" Reviewed by Unknown on March 08, 2017 Rating: 5

No comments:

Featured

Powered by Blogger.